Posted by Dodi Setiawan on Minggu, Mei 08, 2016 in tips&tricks | No comments
Halo….hiii
Tips
Scanning
Scanner merupakan satu-satunya alat yang bisa mengubah
gambar komik kita dari goresan tangan menjadi data digital yang memungkinkan
untuk di-edit melalui komputer. Akan tetapi sebagian komikus masih belum
mengetahui seluk beluk piranti komputer ini sehingga mereka langsung saja
menggunakannya tanpa mempedulikan hasil yang akan diperoleh. Namun adakalanya
gambar hasil scanning tidak memuaskan selera. Gambar pecah-pecah,
bercak-bercak, dan warna lebih gelap seringkali mengurangi kualitas gambar
komik yang telah kita lukis. Yang pertama-tama menjadi kekhawatiran kita adalah
apakah scanner mengalami gangguan atau, lebih buruk lagi, apakah kita telah
terjebak dalam permasalahan scanner, dimana hal itu hanya dipahami oleh
spesialis seni komputer ulung? Tapi cobalah tenang sedikit. Ingat bahwa scanner
hanyalah alat perekam seperti halnya peralatan stereo, kita mungkin harus menyetel
bass dan treble agar mndapatkan efek yang diinginkan.
Tips 1 : Tentukan
resolusi minimum.
Beberapa
desainer grafis mungkin menyarankan kita untuk men-scan pada resolusi 300 dpi
sebab resolusi tersebut cukup baik kualitasnya untuk di-print. Agaknya resolusi
300 dpi memang cukup baik untuk dokumentasi warna, namum bagaimana kalau gambar
yang kita scan hitam-putih? Patutkah untuk di-scan pada resolusi tersebut?
Apakah bukan pemborosan jika melakukan scanning terlalu detail untuk gambar
yang sederhana? Ingat bahwa semakin tinggi resolusi maka semakin lama proses
scanning-nya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui seberapa besar resolusi
minimum yang bisa kita terapkan pada suatu gambar tanpa mengurangi kualitasnya.
Untuk mengetahui resolusi minimum kita juga harus menentukan ukuran gambar yang
kita scan dan ukuran reproduksi yang akan kita cetak nantinya. Rumus resolusi
minimum adalah :
Dpi scan =
(resolusi printer x ukuran reproduksi)/ukuran asli
Untuk gambar
kelabu atau hitam-putih, kondisinya lebih rumit. Sehubungan dengan cara
percetakan mengkisikan nilai kelabu menjadi dot, kaidah yang perlu diketahui
adalah men-scan gambar asli agar hasil reproduksi yang tercetak memiliki
frekuensi kisi antara 1,4 hingga 2 kali. Rumus resolusi minimumnya :
Dpi scan =
(screen frequency x ukuran reproduksi x 1,4)/ukuran asli
Screen
frequency diukur dalam lpi (lines per inch) dan merupakan setting yang sudah
diketahui oleh perusahaan percetakan, jika kamu belum mengetahuinya ambil saja
nilai 120 lpi. Nilai 1,4 merupakan “fudge factor” yang menunjukkan resolusi
minimum yang dapat memberikan hasil yang dapat diterima pada kebanyakan
peralatan output postscript. Kamu boleh saja menaikkan nilai tersebut untuk
mendapatkan jaminan kualitas ekstra, tetapi jangan melebihi 2. Faktor yang
lebih tinggi hanya akan menghasilkan data tambahan yang tidak dapat digunakan
oleh printer yang kemudian akan terbuang percuma (dimana hal itu membuat waktu
pencetakan menjadi lebih lama). Scanning pada resolusi yang lebih besar sedikit
dari resolusi minimum akan memberikan tambahan keamanan dalam hal dimana kita
tanpa diduga sebelumnya perlu memperbesar gambar sedikit.
Tips 2 : Jumlah
warna scanning.
Jenjang warna
juga berpengaruh terhadap hasil scanning. Faktor ini menjelaskan seberapa jauh
scanner menterjemahkan warna dari gambar asli kedalam bentuk data digital. Jika
kita men-scan gambar berwarna sebaiknya menggunakan kualitas 32-bit yang telah
menjadi standar editing grafis. Sebaliknya untuk gambar hitam-putih kita
gunakan jenjang warna grayscale. Antara jenjang warna grayscale juga memliki
kualitas berbeda-beda, pilih sesuai dengan karakteristik dari gambar kita.
Misalnya untuk gambar outline sederhana kita bisa menggunakan grayscale 1-bit
(black and white) sehingga ukuran file gambar yang dihasilkan nantinya tidak
terlalu besar.
Tips 3
: Tentukan format file sasaran.
Semua jenis
format file memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Seperti file BMP
yang gambarnya bagus tapi memiliki ukuran file besar, atau JPEG yang ukuran
file-nya terkompresi namun gambarnya terkadang terdistorsi. Semua jenis file
rasanya cukup baik untuk dijadikan sasaran, namun disarankan untuk jangan
menyimpan hasil scan pada format file yang terkompresi sebab gambar tersebut
kemungkinan akan “dilucuti” sebagian dengan tujuan untuk memperkecil ukuran
file. TIFF dan BMP merupakan salah satu pilihan yang layak walaupun berukuran
besar. Namun sebaiknya kita menyimpan hasil scan tersebut pada file yang
sejenis dan kompatibel dengan program editing yang akan kita gunakan, misalnya
jika kita menggunakan program Photoshop maka kita menggunakan file PSD.
Tips 4
: Scan yang diperlukan saja.
Cara ini
cocok digunakan jika ukuran gambar komik yang kita scan lebih kecil daripada
luas permukaan perekam scanner, siasanya pada scanner tipe flatbed. Sebab
secara default scanner akan men-scan keseluruhan dari permukaan perekam ini
sehingga proses sanning cenderung akan lama. Oleh sebab itu kita perlu mengatur
scanner agar men-scan halaman komik kita saja, caranya adalah dengan melakukan
cropping lewat program yang disertakan oleh scanner tersebut. Tapi ingat, ukuran
cropping harus disesuaikan dengan resolusi gambar yang sudah kita tentukan
sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar